Penyesuaian
diri dan pertumbuhan
A.
Pengertian
dan konsep penyesuaian diri
Pengertian
Penyesuaian Diri - Sebelum penulis memaparkan tentang penyesuaian sosial,
terlebih dahulu akan disajikan pengertian mengenai penyesuaian diri, sebagai
landasan dalam membahas penyesuaian sosial. Dalam istilah psikologi,
penyesuaian disebut dengan istilah adjusment. Adjustment merupakan suatu
hubungan yang harmonis dengan lingkungan fisik dan sosial (Chaplin, 2000: 11).
Penyesuaian diri merupakan kemampuan untuk mengatasi tekanan kebutuhan,
frustrasi dan kemampuan untuk mengembangkan mekanisme psikologis yang tepat.
Menurut
Schneiders (1964), pengertian penyesuaian diri dapat ditiinjau dari tiga sudut
pandang, yaitu:
ü Penyesuaian sebagai adaptasi
Menurut
pandangan ini, penyesuaian diri cenderung diartikan sebagai usaha
mempertahankan diri secara fisik, bukan penyesuaian dalam arti psikologis,
sehingga ada kompleksitas kepribadian individu dengan lingkungan yang
terabaikan.
ü Penyesuaian diri sebagai bentuk
konformitas
Penyesuaian
diri diartikan sama dengan penyesuaian yang mencakup konformitas terhadap suatu
norma. Pengertian ini menyiratkan bahwa individu seakan-akan mendapat tekanan
kuat untuk harus selalu mampu menghindarkan diri dari penyimpangan perilaku,
baik secara moral, sosial maupun emosional. Menurut sudut pandang ini, individu
selalu diarahkan kepada tuntutan konformitas dan diri individu akan terancam
tertolak jika perilaku individu tidak sesuai dengan norma yang berlaku.
ü Penyesuaian diri sebagai usaha penguasaan
Penyesuaian
diri dipandang sebagai kemampuan untuk merencakan dan mengorganisasikan respons
dalam cara-cara tertentu sehingga konflik-konflik, kesulitan dan frustasi tidak
terjadi, dengan kata lain penyesuaian diri diartikan sebagai kemampuan penguasaan
dalam mengembangkan diri sehingga dorongan emosi dan kebiasaan menjadi
terkendali dan terarah.
Berdasarkan
tiga sudut pandang tentang penyesuaian diri yang disebut diatas, dapat
disimpulkan bahwa penyesuaian diri dapat diartikan sebagai suatu proses yang
mencakup suatu respon-respon mental dan perilaku yang diperjuangkan individu
agar dapat berhasil menghadapi kebutuhan-kebutuhan internal, ketegangan,
frustasi, konflik serta untuk menghasilkan kualitas keselarasan antara tuntutan
dari dalam diri individu dengan tuntutan dari dunia luar atau lingkungan tempat
individu berada (Ali & Asrori, 2004).
Selain
itu, Schneiders (1964: 52) mengemukakan penyesuaian diri bersifat relatif, hal
tersebut dikarenakan beberapa hal berikut:
Penyesuaian
diri merupakan kemampuan individu untuk mengubah atau memenuhi banyaknya
tuntutan yang ada pada dirinya. Kemampuan ini dapat berbeda-beda pada
masing-masing individu sesuai dengan kepribadian dan tahap perkembangannya.
Kualitas
penyesuaian diri yang dapat berubah-ubah sesuai dengan situasi masyarakat dan
kebudayaan tempat penyesuaian diri dilakukan.
Adanya
perbedaan dari masing-masing individu karena pada dasarnya setiap individu
memiliki saat-saat yang baik dan buruk dalam melakukan penyesuaian diri, tidak
terkecuali bagi individu yang memiliki penyesuaian diri yang baik (well
adjustment) karena terkadang ia pun dapat mengalami situasi yang tidak dapat
dihadapi atau diselesaikannya.
B.
Pertumbuhan
personal
1.
Penekanan
pertumbuhan diri
Pertumbuhan
adalah perubahan secara fisiologis sebagai hasil dariproses pematangan
fungsi-fungsi fisik yang berlangsung secara normal padaanak yang sehat pada
waktu yang normal. Pertumbuhan dapat juga diartikansebagai proses transmisi
dari konstitusi fisik (keadaan tubuh atau keadaanjasmaniah) yang herediter
dalam bentuk proses aktif secaraberkesinambungan. Jadi, pertumbuhan berkaitan
dengan perubahan kuantitatifyang menyangkut peningkatan ukuran dan struktur
biologis.
Secara
umum konsep perkembangan dikemukakan oleh Werner (1957)bahwa perkembangan
berjalan dengan prinsip orthogenetis, perkembangan berlangsung dari keadaan
global dan kurang berdiferensiasi sampai keadaan di mana diferensiasi,
artikulasi, dan integrasi meningkat secara bertahap. Proses diferensiasi
diartikan sebagai prinsip totalitas pada diri anak. Dari penghayatan totalitas
itu lambat laun bagian-bagiannya akan menjadi semakin nyata dan bertambah jelas
dalam kerangka keseluruhan.
2.
Variasi
dalam pertumbuhan
Tidak
selamanya individu berhasil dalam melakukan penyesuaian diri, karena
kadang-kadang ada rintangan-rintangan tertentu yang menyebabkan tidak berhasil
melakukan penyesuaian diri. Rintangan-rintangan itu mungkin terdapat dalam
dirinya atau mungkin diluar dirinya.
3.
Kondisi
untuk bertumbuh
Kondisi
jasmaniah seperti pembawa dan strukrur atau konstitusi fisik dan temperamen
sebagai disposisi yang diwariskan, aspek perkembanganya secara intrinsik
berkaitan erat dengan susunan atau konstitusi tubuh. Shekdon mengemukakan bahwa
terdapat kolerasi yang tinggi antara tipe-tipe bentuk tubuh dan tipe-tipe
tempramen (Surya, 1977). Misalnya orang yang tergolong ekstomorf yaitu yang
ototnya lemah, tubuhnya rapuh, ditandai dengan sifat-sifat menahan diri, segan
dalam aktivitas sosial, dan pemilu. Karena struktur jasmaniah merupakan kondisi
primer bagi tingkah laku maka dapat diperkirakan bahwa sistem saraf, kelenjar,
dan otot merupakan faktor yang penting bagi proses penyesuaian diri. Beberapa
penelitian menunjukan bahwa gangguan dalam sisitem saraf, kelenjar, dan otot
dapat menimbulkan gejala-gejala gangguan mental, tingkah laku, dan kepribadian.
Dengan demikian, kondisi sistem tubuh yang baik merupakan syaraf bagi
tercapainya proses penyesuaian diri yang baik.
Disamping
itu, kesehatan dan penyakit jasmaniah juga berhubungan dengan penyesuaian diri,
kualitas penyesuaian diri yang baik hanya dapat diperoleh dan dipelihara dalam
kondisi kesehatan jasmaniah yang baik pula. Ini berarti bahwa gangguan penyakit
jasmaniah yang diderita oleh seseorang akan mengganggu proses penyesuaian
dirinya.
Chaplin,J.P.
(a.b. Kartini Kartono). (2001). Kamus Lengkap Psikologi. Jakarta:
Rajawali Pers.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar