Sabtu, 05 September 2015

Ringkasan pelajaran info seputar kognitif sains

Berikut ringkasan pelajaran yang telah saya pelajari, semoga bermanfaat ^^

Kognitif sains (1970)
ialah suatu bidang baru yang bersifat interdisipliner (pendekatan dalampemecahan sesuatu dengan menggunakan tinjauan dari berbagaisudut pandang ilmu serumpun yang relevan.

kognitif sains digunakan untuk melihat alam berfikir manusia, sebagai sesuatu yang kompleks.

Vygotsky_ konsep teori perkembangan:
1. Zone of proximal development (ZPD): Tugas anak dengan bantuan orang dewasa
    a. Actual development ? tanpa bantuan
    b. Potentian development ? dibawan petunjuk
2. Scaffolding: proses yang digunakan orang tua untuk menuntut anak dengan zona proximal
3. Bahasa dan pikiran: anak bicara bukan saja untuk komunikasi, tapi untuk menjelaskan.

Teori proses informasi
Data: Sekumpulan fakta objektif yang tak terikat dengan konteks,tidak memiliki makna.
informasi: Hasil pengolahan data,sehingga data memiliki makna
Pengetahuan: satu atau lebih informasi yang membentuk pola

Proses informasi: Sensory memory - Short term memory - Long term memory
Masuk informasi dari apa yang dilihat, lalu masuk ke memori jangka pendek, kemudian ingatan tersebut di lakukan pengulangan (rehearsal), sehingga masuk ke memori jangka panjang, kemudian di panggil kembali (retrieval), sehingga keluar hasil.

Dalam Short term memory:
Maintenance rehearsal: Proses mengulang informasi dalam waktu 30 detik\
Elaborasi: Mengkaitkan informasi baru dengan yang sudah ada
Chunking: Mengelompokan item menjadi satu kesatuan

Interferensi terdapat retroaktif dan proaktif
retroaktif: Memori baru menghambat pemanggilan memori lama
Proaktif: Memori lama menghambat pengambilan memori baru
Decay: memudarnya informasi lama karena berlalunya waktu

Jenis ingatan:
1. Episodik; Ingatan peristiwa
2. Semantik: Ingatan pengetahuan fakta
3. Prosedural: Ingatan cara melakukan ssesuatu


Metakognisi (John flavel 1970)
Metakognisi adalah kesadaran seseorang tentang proses kognisinya dan bagaimana proses itu bekerja

Dua interaksi metakognisi:
1. Metakognisi knowladge
    a. Person knowladge: Pengetahuan dirisendri sebagai pembelajaran
    b. Task knowladge: Pengetahuan mengenali tugas
    c. Strategy knowladge: Pengetahuan strategi
2. Metakognisi experience/ Regulation: Strategi pengaturan

Komponen metakognisi:
1. Knowladge about cognition: Kesadaran tentang apayang diketahui
    a. Declarative
    b. Procedural
    c. Conditional
2. Regulation of knowladge: Seseorang mengatur konteksnya secara efektif
    a. Control
    b. Evaluating

Senin, 12 Mei 2014

Artikel 3: Bentuk-bentuk utama dalam terapi

Definisi Psikoterapi
Istilah psikoterapi (psychotherapy) mempunyai pengertian cukup banyak dan kabur, karena istilah tersebut digunakan dalam berbagai bidang operasional ilmu empiris seperti psikiatri, psikologi, bimbingan dan penyuluhan (Guidance and Counseling), pendidikan dan ilmu agama. Secara harfiah psikoterapi berasal dari kata psyco yang artinya jiwa, dan therapy yang berarti penyembuhan. Jadi, psikoterapi sama dengan penyembuhan jiwa.

Terapi Suportif (Supportive Therapy)
Psikoterapi suportif adalah suatu bentuk terapi alternatif yang mempunyai tujuan untuk menolong pasien beradaptasi dengan baik terhadap suatu masalah yang dihadapi dan untuk mendapatkan suatu kenyamanan hidup terhadap gangguan psikisnya.

Tujuan
Menaikkan fungsi psikologi dan sosial
Menyokong harga dirinya dan keyakinan dirinya sebanyak mungkin
Menyadari realitas, keterbatasannya, agar dapat diterima
Mencegah terjadinya relaps
Bertujuan agar penyesuaian baik
Mencegah ketergantungan pada dokter
Memindahkan dukungan profesional kepada keluarga

Indikasi
Seseorang yang dalam keadaan kritis dan kacau serta tidak mempunyai kemampuan untuk menyelesaikan suatu masalah, yang menghasilkan kecemasan berat dan kebingungan
Pasien dengan penyakit yang berat dan kronik disertai dengan kerapuhan ataupun kelemahan fungsi ego
Pasien dengan defisit kognitif dan gejala-gejala fisik yang membuat mereka menjadi lemah dan tidak cocok dilakukan pendekatan insight-oriented
Pasien dengan toleransi kecemasan yang rendah dan kesulitan mengendalikan frustasi.

Syarat pemberian
Gangguan bersifat sedang
Kepribadian premorbid pasien yang kuat disertai dengan adanya pemulihan diri yang kuat.

Komponen
Ventilasi:
bentuk psikoterapi yang memberi kesempatan seluas- luasnya kepada pasien untuk mengemukakan isi hatinya dan sebagai hasilnya ia akan merasa lega serta keluhannya akan berkurang
Persuasi:
psikoterapi suportif yang dilakukan dengan menerangkan secara masuk akal tentang gejala-gejala penyakitnya yang timbul akibat cara berpikir, perasaan, dan sikapnya terhadap masalah yang dihadapinya
Sugestif:
psikoterapi yang berusaha menanamkan kepercayaan pada pasien bahwa gejala gangguannya akan hilang.
Reassurance:
Psikoterapi yang berusaha meyakinkan kembali kemampuan pasien bahwa ia sanggup mengatasi masalah yang dihadapinya
Bimbingan:
psikoterapi yang memberi nasehat dengan penuh wibawa dan pengertian.

Penyuluhan/ konseling
psikoterapi yang membantu pasien mengerti dirinya sendiri secara lebih baik, agar ia dapat mengatasi permasalahannya dan dapat menyesuaikan diri.
Kerja kasus sosial: suatu proses bantuan oleh seseorang yang terlatih kepada seorang pasien yang memerlukan satu atau lebih pelayanan sosial khusus. Tidak diadakan usaha mengubah pola dasar kepribadian pasien ataupun hanya hendak menangani masalah situasi pada tingkat realistik.

Terapi kerja berupa sekedar memberi kesibukan kepada pasien ataupun berupa latihan kerja tertentu agar ia terampil dalam hal itu dan berguna baginya untuk mencari nafkah kelak.
Hipnosa: membantu psikoterapi akan tetapi apa yang dapat dicapai dengan hipnosa dalam psikoterapi dapat juga dicapai dengan cara lain tanpa hipnosa. Hipnosa hanya dapat mempercepat pengaruh psikoterapi.
Terapi perilaku: berusaha untuk menghilangkan masalah perilaku khusus secepat-cepatnya dengan mengawasi perilaku belajar pasien.

Faktor keberhasilan terapi:
Masalah
Perkembangan diagnosa
Umur penderita
Intelegensia penderita
Kematangan emosi
Situasi keluarga, sosial, dan finansial
Fleksibilitas penderita.

 Terapi Reedukatif (Reeducative Therapy)
Suatu metode pnyembuhan yang mempunyai bertujuan untuk mengusahakan penyesuaian kembali, perubahan atau modifikasi sasaran/tujuan hidup, dan untuk menghidupkan kembali potensi. Adapun metode yang dapat digunakan antara lain :
—   Penyembuhan sikap (attitude therapy)
—   Wawancara (interview psychtherapy)
—   Penyembuhan terarah (directive therapy)
—   Psikodrama
—   Dan lain-lain.

Terapi Rekonstruktif (Reconstructive Therapy)
          Penyembuhan rekonstruktif mempunyai tujuan untuk menimbulkan pemahaman terhadap konflik yang tidak disadari agar terjadi perubahan struktur karakter dan untuk perluasan pertunbuhan kepribadian dengan mengembangkan potensi. Metode dan teknik pendekatannya antara lain :
—   Psikoanalisis
—   Pendekatan transaksional (transactional therapy)
—   Penyembuhan analitik berkelompok

Sumber:
http://ghufron-dimyati.blogspot.com/2011/10/psikologi-agama-6-kelas.html

Sabtu, 26 April 2014

Artikel 2: Perbedaan antara konseling dan psikoterapi

Perbedaan antara konseling dan psikoterapi adalah:

Konseling
1.      Berpusat pandang masa kini dan masa yang akan datang melihat dunia klien.
2.      klien tidak dianggap sakit mental dan hubungan antara konselor dan klien itu sebagai teman yaitu mereka bersama-sama melakukan usaha untuk tujuan-tujuan tertentu, terutama bagi orang yang ditangani tersebut.
3.      konselor mempunyai nilai-nilai dan sebagainya, tetapi tidak akan memaksakannya kepada individu yang dibantunya konseling berpusat pada pengubahan tingkah laku, teknik-teknik yag dipakai lebih bersifat manusiawi.
4.      konselor bekerja dengan individu yang normal yang sedang mengalami masalah.

Psikoterapi
1.      Berpusat pandang pada masa yang lalu-melihat masa kini individu,
2.      klien dianggap sakit mental.
3.      klien dianggap sebagai orang sakit dan ahli psikoterapi (terapis) tidak akan pernah meminta orang yang ditolongnya itu untuk membantu merumuskan tujuan-tujuan,
4.      Terapis berusaha memaksakan nilai-nilai dan sebagainya itu kepada orang yang ditolongnya.
5.      Psikoterapis berpusat pada usaha pengobatan teknik-teknik yang dipakai adalah yang telah diresepkan.
6.      terapi bekerja dengan “dunia dalam” dari kehidupan individu yang sedang mengalami masalah berat, psikologi dalam memegang peranan.

Brammer & Shostrom (1977) mengemukakan perbedaan konseling dan psikoterapi bahwa:
·         Konseling ditandai dengan adanya terminologi seperti: “educational, vocational, supportive, situational, problem solving, conscious awareness, normal, present-time dan short-time”.
·         Sedangkan psikoterapi ditandai dengan: “supportive (dalam keadaan krisis),reconstructive, depth emphasis, analytical, focus on the past, neurotic and other severe emotional problem and long-term”.


Perbedaan konseling dan psikoterapi disimpulkan oleh Pallone (1977) dan Patterson (1973) yang dikutip oleh Thompson dan Rudolph (1983), sebagai berikut:

Dalam perkembangan mutakhir, semakin sukar ditemukan pokok-pokok perbedaan antara konseling dengan psikoterapi. Cara yang paling aman melacak perbedaan antara keduanya adalah dengan menyorotinya dari beberapa segi relevan.
1.      Konseling dan psikoterapi dapat dipandang berbeda lingkup pengertian antara keduanya. Istilah “psikoterapi” mengandung arti ganda. Pada satu segi, ia menunjuk pada sesuatu yang jelas, yaitu satu bentuk terapi psikologis. Tetapi pada lain segi, ia menunjuk pada sekelompok terapi psikologis, yaitu suatu rentangan wawasan luas tempat hipnotis pada satu titik dan konseling pada titik lainnya. Dengan demikian, konseling merupakan salah satu bentuk psikoterapi.
2.      Konseling lebih berfokus pada konseren, ikhwal, masalah, pengembangan, pendidikan, pencegahan. Sedangkan psikoterapi lebih memokus pada konseren atau masalah penyembuhan, penyesuaian, pengobatan.
3.      Konseling dijalankan atas dasar falsafah atau pandangan terhadap manusia, sedangkan psikoterapi dijalankan berdasarkan ilmu atau teori kepribadian dan psikopatologi. Konseling dan psikoterapi berbeda tujuan dan cara mencapai tujuan masing-masing.


REFERENSI:


Kamis, 13 Maret 2014

Artikel 1: Pengertian Psikoterapi

Psikoterapi (Psychoteraphy)

Psyche : mind / jiwa
Therapy : merawat, mengobati, menyembuhkan

Wohlberg :
Psychotherapy is the treatment by psychological means of the problems of an emotional nature in which a trained person deliberately establish a proffesional relationship with the patient with the object of :
Ø  removing, modifying or retarding symptom
Ø  mediating disturbed patterns of behavior
Ø  promoting positive personality growth and development

Corsini :
Proses interaksi formal 2 pihak (2 orang/lebih), bertujuan memperbaiki keadaan yang tidak menyenangkan (distres) pada salah 1 pihak karena tidak berfungsinya / ketidakmampuan pada fungsi kognitif, afeksi atau perilaku, dengan terapis berusaha mengembangkan memelihara atau mengubahnya dengan menggunakan metode2 sesuai pengetahuan & skill, serta bersifat profesional & legal

Sejarah Psikoterapi 
Psikoterapi berawal dari upaya menyembuhkan pasien yang menderita penyakit jiwa
berabad-abad yang lalu 

orientasi mistik -à upaya mengusir roh jahat dengan cara tidak manusiawi (mengisolasi, mengikat, memasung, memukul)

Philipe Pinel
Melakukan pendekatan bersifat manusiawi, yang berorientasi kasih sayang (love oriented approach) -à mendirikan asylum

Anton Mesmer
Mempergunakan teknik hypnosis  & sugesti, teknik hypnosis kemudian digunakan oleh Jean Martin Charcot

Paul Dubois
Merumuskan & menekankan peranan penting teknik berbicara (speech technique, talking cure) yang digunakan kepada pasien. Paul Dubois tercatat sebagai “The First Psychotherapiest”

Joseph Breuer (senior dari Sigmund Freud) & Sigmund Freud
menggunakan teknik hypnosis & teknik berbicara dalam upaya menyembuhkan pasien-pasien histeria

Pada Breuer à talking cure dilakukan terhadap pasien dalam keadaan hypnosis

Pada Sigmund Freud à talking cure dilakukan terhadap pasien dalam keadaan sadar (à cikal bakal lahirnya psikoanalisis)

APA YANG DIMAKSUD DENGAN PSIKOTERAPI ?

            Banyak definisi yang dikemukakan oleh para ahli. Antara lain yaitu bahwa psikoterapi adalah terapi atau pengobatan yang menggunakan cara-cara psikologik, dilakukan oleh seseorang yang terlatih khusus, yang menjalin hubungan kerjasama secara profesional dengan seorang pasien dengan tujuan untuk menghilangkan, mengubah atau menghambat gejala-gejala dan penderitaan akibat penyakit. Definisi yang lain yaitu bahwa psikoterapi adalah cara-cara atau pendekatan yang menggunakan teknik-teknik psikologik untuk menghadapi ketidakserasian atau gangguan mental.

            Psikoterapi disebut sebagai pengobatan, karena merupakan suatu bentuk intervensi, dengan berbagai macam cara dan metode - yang bersifat psikologik - untuk tujuan yang telah disebutkan di atas, sehingga psikoterapi merupakan salah satu bentuk terapi atau pengobatan disamping bentuk-bentuk lainnya dalam ilmu kedokteran jiwa khususnya, dan ilmu kedokteran pada umumnya.  

Psikoterapi merupakan salah satu modalitas terapi yang terandalkan dalam tatalaksana pasien psikiatri disamping psikofarmaka dan terapi fisik. Sebetulnya dalam kehidupan sehari-hari, prinsip-prinsip dan beberapa kaidah yang ada dalam psikoterapi ternyata juga digunakan, antara lain dalam konseling, pendidikan dan pengajaran, atau pun  pemasaran.

            Dalam praktek, psikoterapi dilakukan dengan percakapan dan observasi. Percakapan dengan seseorang dapat mengubah pandangan, keyakinan serta perilakunya secara mendalam, dan hal ini sering tidak kita sadari. Beberapa contohnya, antara lain seorang penakut, dapat berubah menjadi berani, atau, dua orang yang saling bermusuhan satu sama lain, kemudian dapat menjadi saling bermaafan, atau, seseorang yang sedih dapat menjadi gembira setelah menjalani percakapan dengan seseorang yang dipercayainya. Bila kita amati contoh-contoh itu, akan timbul pertanyaan, apakah sebenarnya yang telah dilakukan terhadap mereka sehingga dapat terjadi perubahan tersebut?  Pada hakekatnya, yang dilakukan ialah pembujukan atau persuasi. Caranya dapat bermacam-macam, antara lain dengan memberi nasehat, memberi contoh, memberikan pengertian, melakukan otoritas untuk mengajarkan sesuatu, memacu imajinasi, melatih, dsb.  Pembujukan ini dapat efektif asal dilakukan pada saat yang tepat, dengan cara yang tepat, oleh orang yang mempunyai cukup pengalaman.  Pada prinsipnya pembujukan ini terjadi dalam kehidupan sehari-hari, dalam berbagai bidang, dan dapat dilakukan oleh banyak orang.


Psikoterapi adalah proses difokuskan untuk membant menyembuhkan dan konstruktif belajar lebih banyak bagaimana cara untuk menangani masalah atau isu-isu dalam kehidupan. Hal ini juga dapat menjadi proses yang mendukung ketika akan melalui periode yang sulit atau stres meningkat, seperti memulai karier baru atau akan mengalami perceraian.

Umumnya psikoterapi dianjurkan bila seseorang bergulat dengan kehidupan, masalah hubungan atau kerja atau masalah kesehatan mental tertentu, dan isu-isu atau masalah yang menyebabkan banyak individu yang besar rasa sakit atau marah selama lebih dari beberapa hari

Psikoterapi modern sangat berbeda dengan versi Hollywood. Biasanya, kebanyakan orang melihat terapis mereka sekali seminggu selama 50 menit. Untuk obat-janji saja, sesi akan bersama seorang perawat kejiwaan atau psikiater dan cenderung terakhir hanya 15 sampai 20 menit. Janji ini pengobatan cenderung dijadwalkan sekali per bulan atau sekali setiap enam minggu.
  

Kamis, 16 Januari 2014

Komunikasi dalam Manajemen


A.    Definisi komunikasi
Definisi komunikasi menurut West dan Turner, adalah Communication is a social process in which individuals employ symbols to establish and interpret meaning in their environment. (West and Turner 2007;5) Berdasarkan definisi West dan Turner diatas penulis menyimpulkan pada dasarnya manusia merupakan makhluk sosial yang tidak mungkin hidup tanpa berkomunikasi dengan orang lain. Adanya interaksi antar sesama manusia dan fakta bahwa komunikasi adalah sebuah proses yang terus menerus dan tidak ada akhirnya menandakan komunikasi memiliki peran yang sangat penting dalam kehidupan manusia.

Komunikasi pada hakikatnya adalah sebuah proses penyampaian pesan oleh komunikator kepada komunikan. Menurut Onong Uchjana Effendi, pesan komunikasi terdiri dari dua aspek, pertama isi pesan (the content of the message) lalu kedua, lambang (symbol). Tujuan dari komunikasi itu sendiri yaitu, mengubah sikap, mengubah opini, mengubah perilaku, dan mengubah masyarakat. Dalam perkembangannya, komunikasi juga memiliki fungsi tersendiri yaitu to inform, to educate, to entertain, dan to influence.

B.     proses komunikasi
Proses komunikasi adalah bagaimana komunikator menyampaikan pesan kepada komunikannya, sehingga dapat menciptakan suatu persamaan makna antar komunikan dengan komunikatornya. Proses komunikasi bertujuan untuk menciptakan komunikasi yang efektf (sesuai dengan tujuan komunikasi pada umumnya). Proses komunikasi banyak melalui perkembangan. Proses komunikasi dapat terjadi apabila ada interaksi antar manusia dan ada penyampaian pesanuntuk mewujudkan motif komunikasi.


C.    Hambatan komunikasi
Di dalam komunikasi selalu ada hambatan yang dapat mengganggu kelancaran jalannya proses komunikasi. Sehingga informasi dan gagasan yang disampaikan tidak dapat diterima dan dimengerti dengan jelas oleh penerima pesan atau receiver.

Menurut Ron Ludlow & Fergus Panton, ada hambatan-hambatan yang menyebabkan komunikasi tidak efektif yaitu adalah (1992,p.10-11) :
1.      Status effect
        Adanya perbedaaan pengaruh status sosial yang dimiliki setiap manusia.Misalnya karyawan dengan status sosial yang lebih rendah harus tunduk dan patuh apapun perintah yang diberikan atasan. Maka karyawan tersebut tidak dapat atau takut mengemukakan aspirasinya atau pendapatnya.
2.      Semantic Problems
        Faktor semantik menyangkut bahasa yang dipergunakan komunikator sebagai alat untuk menyalurkan pikiran dan perasaanya kepada komunikan. Demi kelancaran komunikasi seorang komunikator harus benar-benar memperhatikan gangguan sematis ini, sebab kesalahan pengucapan atau kesalahan dalam penulisan dapat menimbulkan salah pengertian (misunderstanding) atau penafsiran (misinterpretation) yang pada gilirannya bisa menimbulkan salah komunikasi (miscommunication). Misalnya kesalahan pengucapan bahasa dan salah penafsiran seperti contoh : pengucapan demonstrasi menjadi demokrasi, kedelai menjadi keledai dan lain-lain.
3.      Perceptual distorsion
        Perceptual distorsion dapat disebabkan karena perbedaan cara pandangan yang sempit pada diri sendiri dan perbedaaan cara berpikir serta cara mengerti yang sempit terhadap orang lain. Sehingga dalam komunikasi terjadi perbedaan persepsi dan wawasan atau cara pandang antara satu dengan yang lainnya.
4.      Cultural Differences
        Hambatan yang terjadi karena disebabkan adanya perbedaan kebudayaan, agama dan lingkungan sosial. Dalam suatu organisasi terdapat beberapa suku, ras, dan bahasa yang berbeda. Sehingga ada beberapa kata-kata yang memiliki arti berbeda di tiap suku. Seperti contoh : kata “jangan” dalam bahasa Indonesia artinya tidak boleh, tetapi orang suku jawa mengartikan kata tersebut suatu jenis makanan berupa sup.
5.      Physical Distractions
        Hambatan ini disebabkan oleh gangguan lingkungan fisik terhadap proses berlangsungnya komunikasi. Contohnya : suara riuh orang-orang atau kebisingan, suara hujan atau petir, dan cahaya yang kurang jelas.
6.      Poor choice of communication channels
        Adalah gangguan yang disebabkan pada media yang dipergunakan dalam melancarkan komunikasi. Contoh dalam kehidupan sehari-hari misalnya sambungan telephone yang terputus-putus, suara radio yang hilang dan muncul, gambar yang kabur pada pesawat televisi, huruf ketikan yang buram pada surat sehingga informasi tidak dapat ditangkap dan dimengerti dengan jelas.
7.      No Feed back
        Hambatan tersebut adalah seorang sender mengirimkan pesan kepada receiver tetapi tidak adanya respon dan tanggapan dari receiver maka yang terjadi adalah komunikasi satu arah yang sia-sia. Seperti contoh : Seorang manajer menerangkan suatu gagasan yang ditujukan kepada para karyawan, dalam penerapan gagasan tersebut para karyawan tidak memberikan tanggapan atau respon dengan kata lain tidak peduli dengan gagasan seorang manajer.   

D.    Definisi Komunikasi Interpersonal Efektif
Komunikasi organisasi adalah suatu sistem yang mapan dari mereka yang bekerja sama untuk mencapai tujuan bersama, melalui jenjang kepangkatan dan pembagian tugas. (Everet M. Rogers)
·         Komunikasi organisasi adalah sarana dimana manajemen mengoordinasikan sumber bahan dan sumber daya manusia melalui pola struktur formal dari tugas-tugas dan wewenang. (Robert Bonnington)
·         Komunikasi organisasi adalah pengiriman dan penerimaan berbagai pesan organisasi didalam kelompok fomal maupun informal dari suatu organisasi. (Wiryanto, 2005)


E.     Komunikasi interpersonal efektif dalam organisasi yang mencakup componential & situational
Komunikasi dalam organisasi atau perusahaan dapat menentukan efektif atau tidaknya dalam suatu penyampaian pesan atau perintah antar anggota organisasi, baik antara atasan dengan bawahan (downward communication), bawahan dengan atasan (upward communication), maupun antar anggota yang jabatannya setaraf (lateral communication). Secara sederhana, komunikasi adalah proses penyampaian atau transfer dan pemahaman suatu pengertian (meaning). Jadi dalam berkomunikasi, kita harus efektif menyampaikan pesan yang ada pada kita kepada orang lain. Adapun berkomunikasi secara langsung dan sesuai dengan pesan yang ingin disampaikan kepada orang lain. Karena dapat mengubah sikap, pendapat dan perilaku seseorang dengan efek umpan balik secara langsung. Proses berkomunikasi dimulai dari adanya pesan yang akan disampaikan oleh pengirim, kemudian ditransfer melalui suatu channel (saluran), kemudian diterima oleh penerima.
Adapun komunikasi interpersonal efektif dalam suatu organisasi mencakup dua bagian yaitu componential dan situational.
1.      Componential
Menjelaskan komunikasi antar pribadi dengan mengamati komponen-komponen utamanya, dalam hal ini adalah penyampaian pesan oleh satu orang dan penerimaan pesan oleh orang lain dengan berbagai dampaknya dan dengan peluang untuk memberikan umpan balik dengan segera.
2.      Situasional
Interaksi tatap muka antara dua orang dengan potensi umpan balik langsung dengan situasi yang mendukung disekitarnya.

 M. Rogers, Everet, Communication in Organization. New York: Gramedia, 2005.
www.scribd.com/doc/121398409/2011-2-00837-MC-Bab200


Selasa, 29 Oktober 2013

tulisan 4

Manajemen waktu

Dalam kehidupan sehari-hari untuk menjadi manusia yang teratur dan disiplin salah satu hal yang kita perlukan ialah memanajemen atau mengatur waktu kita, saya sebagai pelajar pernah mengalami hal yang menyulitkan dalam mengatur jadwal-jadwal tugas saya,namun setelah salah satu seorang guru menyarankan untuk membuat jadwal atau rencana kegiatan, saya dapat menyelesaikan tugas-tugas saya dengan baik dan tepat waktu. Salah satu contoh lain agar tidak telat masuk sekolah ialah dengan memanajemen waktu kita,dengan memanajemen kegiatan kita, jadwal kitapun menjadi teratur dengan mengerjakan tugas setelah pulang sekolah dan tidur yang tidak terlalu malam, agar keesokan harinya dapat bangun pagi dan tidak telat masuk kesekolah. Seperti halnya dijepang waktupun merupakan hal yang begitu penting, tidak ada salahnya kita mamanajemen waktu untuk menjadi manusia yang lebih disiplin dan tepat waktu. 

Manajemen atau mengatur waktu dapat dilakukan oleh siapapun dan dapat berhasil dilakukan bila kita bersungguh-sungguh, tetapi bila kita tidak bersungguh-sungguh dan hanya niatan saja, hal itu tidak akan merubah apapun. Jadi sebaiknya bila kita memang ingin menjadi seseorang yang disiplin dan tepat waktu, mulailah untuk memanajemenwaktu denganmembuat jadwal kegiatan halhal yang akan dilakukan.